Dongeng Kecil (part ending)

Nalar hanya akan membawa anda dari A menuju B, namun imajinasi mampu membawa anda dari A ke manapun. - Albert Einstein.
Sebulan terakhir ini terasa berbeda, seorang sosok datang kembali secara tiba tiba, sosok yang bertahun-tahun tak pernah aku harap bahkan tak pernah terlintas di otakku.
Sosok itu membawa aku kembali kepada masa kecilku, membuatku ingat dengan fiksi fiksiku dulu, membuatku merindukan fairytale lagi. lagi?

One message from Ramon
-Sya, lagi sibuk ga? gue lagi di cafe deket rumah lo nih, lo kesini gih gue traktir deh-
 Tanpa sempat membalas Nasya pun berdiri di atas tempat tidurnya dan berputar putar seolah-olah putri yang sedang di sihir penampilannya oleh ibu peri. "J'ai commandé un!"

"Lo beneran Ramon? yang gendut dulu itu?".
"Hahaha, silahkan duduk Sya"
"Gue masih gak percaya haha kok bisa? dan gimana kuliah lo di Jogja?"
"Alhamdulliah lancar, nih gue bisaada di depan lo juga karna skripsi udah beres"
"Baru beres kaleee.. hahahaa"
"hahaha maksut gue gitu. Ohiya mau pesan apa Sya?"
"Waiters..please" Dengan menjentikan jarinya Ramon memanggil pelayan cafe tersebut .

Bayu Ramon Reilfske. Satu satunya lelaki dari dunia nyata yang gue masukin ke fairy tales gue. Sosokya membuat gue percaya bahwa nalar gue berfungsi saat ini.

"Ril, beneran deh lo harus tau aaaa, tapi gue susah ngomongnya"
"Hahaha lo kenapa sih sya? Fairy tales lagi? Ibu peri? Pangeran?'
"Bukaaaan!!! tapi ini pangeran sungguhan" teriak Nasya, "upsss" lanjutnya.
"No..no..no.. jangan bilang? haaa? seriusaaaann? jangan bilang lo? Ramon? Nasyaaaa!! akhirnyaa lo bisa juga ngerasain yang namanya jatuh cinta beneran." Peluk Nuril terhadap Nasya
"Pegangin gue ril pegangin gueeeee hahahha. Ternyata bener ya ril, jatuh cinta bisa membuat orang terlihat gila, tersenyum & tertawa tanpa henti"

Pertemuan sore itu membuahkan pertemuan-pertemuan selanjutnya membuat mereka semakin dekat, saling berbagi tawa, berbagi duka, bahkan mereka seperti lebih dari sekedar teman. sampai suatu hari..

One message from Ramon
-Sya, nanti malam gue mau ngajak lo ke suatu tempat, gue mau nunjukin lo sesuatu. mau ya?-
-Ha? Nunjukin gue sesuatu? Wait wait gue harus pake baju apaaa? terus gue harus dandan atau engga?-
-Aduhh, biasa biasa aja Nasya bawel. gue lebih suka ngeliat lo pake gaya lo, udah natural aja. oke;)-

Tidak seperti biasanya kali ini Ramon mengajak Nasya keluar saat malam minggu. Nasya langsung mencari cari baju yang pas untuk dia pakai nanti malam, baginya ini akan menjadi moment yang paling berkesan. "J'ai commandé un! Ibu peri aku siap untuk candle light dinner!"

"Ramooon? Disini?"
"Iya sya, kenapa?" ramon terdiam sesaat lalu melanjutkan ucapannya "hahaha kan udah gue bilang, natural aja gausahh dandan atau pake dress segala. Kaya orang mau candle light dinner aja." Ejeknya sambil mengusap kepala Nasya.
"jadi?"
"jadi apa?" Ramon kembali  bertanya
"katanya mau nunjukin sesuatu?"
"oiyaa" Ramon mengeluaran sesuatu dari kantung celananya
"cincin? Ramon?" Tannya Nasya sambil memegang tempat cincin tersebut
"iya cincin."
"maksutnya? Ramon serius aku.." Tanya nasya lagi dengan hati yang berdebar
"jadi gini sya. gue beli cincin ini kemarin pagi. Gue mau ngelamar Luna pake cincin ini sya, karna gue gak tau selera cewek kaya gimana kebetulan Luna tipenya gak jauh beda sama lo, jadi gue minta pendapat lo. menurut lo ini bagus atau engga?"
"Luna?"
"Iya, Luna pacar gue sya hehe, gue belum sempat cerita sih ya"
Nasya terdiam beberapa saat sampai akhirnya ia berkata "Bagus. pasti Luna suka kok:)"
"makasih Sya, gak salah ya gue anggep lo seperti adik gue sendiri. Gue harap selera lo sama dengan seleranya Luna"
"lo gak pernah cerita soal Luna? kenapa?"
"hmm belum sempat Nasya bawel;) lo gapernah kasih kesempatan gue ngomong kalo kita lagi ngobrol, bawel sih lo nya. gue ceritain deh nih, jadi gini gue sama Luna pacaran udah lama banget dari zamannya kita SMA dulu hahaha gak terasa masih bertahan walau longdistance, sekarang dia tinggal di dekat sini tuh di komplek belakang ini. Dulunya tempat ini tempat kita pacaran sehabis pulang sekolah hahaha., adiknya harus tau banyak tentang kakanya, makanya gue ngajak lo kesini, adik Nasya. Lusa gue mau balik ke jogja, jaga diri lo baik baik ya, jangan berkhayal teruss:p." pesan Ramon kepada Nasya.
Nasya terdiam beberapa detik, mencoba menenangkan hatinya yang cukup rusak.
"Gue beruntung memiliki dunia dongeng, terimakasih telah hadir di dunia dongeng gue Ram dan maaf gak minta izin sebelumnya. Baik baik ya:) Longlast.."

***
Untung saja aku mempunyai daya imajinasi. Aku berimajinasi aja seolah olah tak pernah memasukan mu kedalam dongengku lalu mengkhayalkanmu menjadi pangeranku, toh aku sudah jago berimajinasi. Tetapi kehadiranmu membawa nalar yang kuat untuk imajinasiku..

T A M A T

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dongeng Kecil (part1)

Riri's sweet17th (part awal)

I'm sorry cause I love you..