Dongeng Kecil (part1)

 Ketika kamu menggenggam tanganku dan mengajakku bercanda-canda lalu kamu memelukku dari belakang dan berbisik "entah seberapa beruntungnya diriku memilikimu", aku berbalik badan memegang wajahmu berharap ada tulisan di wajahmu yang berkata kamu pembual besar, tetapi shit! aku tak menemukannya. Lalu aku memelukmu dengan erat merasakan nyatanya bisikanmu tadi. Hangat.

"Ahh sial!" Nasya tersadar dari lamunan singkatnya entah mengapa akhir akhir ini bayang bayang pangeran dalam dongeng kecilnya datang kembali seolah olah menunjukan bahwa ia ingin menjadi nyata.
Sepertinya impian Nasya tentang pangerannya itu terlalu berlebihan hingga terbawa-bawa sampai remaja.

"Haiiii... nahloh lo kenapa sya?" tanya seseorang yang tiba-tiba datang dari belakang Nasya

"Ha eh elo, yee.. gue kira siapa. engga gue gapapa.." jawab Nasya santai

"Emangnya lo kira gue siapa?pangeran? Ahahaha, oya nih mau gak?" candanya sambil menyodorkan snack. "Jangan sering sering melamun, nanti pangerannya kabur loh"

" Gimana mau kabur? gak melamun pun toh pangerannya gapernah muncul." Gumamnya. "ahh lo ya ril terus aja gangguin gue!! teruss ril terussss!!!" Lanjutnya.

Nasya memangkukan tangannya kedagu menatap ke sekeliling tembok tembok bertuliskan kalimat kalimat go green, membaca kembali kalimat kalimat yang baru 15 menit lalu ia baca, sebenarnya tak ada niatnya untuk membaca mading warna warni tersebut tetapi waktu kosongnya yang membuat ia mau tidak mau membacanya berulang-ulang. Entah apa yang Nasya fikirkan dan rasakan, bermain main dengan angan-angan? Dongeng pengantar tidur Nasya kecil. Nuril berjalan ke meja guru dan duduk di meja tersebut, ia memperhatikan detail detail raut muka sahabatnya itu, mencoba untuk menerka-nerka lebih dalam tentang perasaan Nasya. Apakah pantas tokoh dongeng tidur semasa kecil dipuja puja dan diimpi-impikan hingga sebesar ini? Sebesar apa sih harapan Nasya hingga ia rela menghabiskan waktu remajanya dengan angan angan kosong tentang pangeran di dongeng itu tanpa mempedulikan lelaki lelaki disekitarnya yang jatuh cinta kepadanya.

"Gak semuanya mimpi bisa jadi nyata, dan gak semua keinginan bisa terpenuhi. Fairy tale juga gak semuanya nyambung kedunia nyata. Cukup lah belasan tahun selama ini yang lo lalui dengan dongeng kecil lo, move on ke kehidupan yang lebih real yuk Sya,  kehidupan real juga gak susah susah amat kok." Bujuk Nuril kepada Nasya yang kemudian Nasya membalas dengan hanya menghela nafasnya.
"Buka mata lo, buka hati lo Syaa. Lo udah bukan anak TK yang autis dengan fantasinya sendiri. 2 bulan lagi lo udah bisa nyoblos lohh. Apa hati lo masih  belom bisa di coblos sama siapa-siapa?"

Nasya membereskan semua buku yang berada di mejanya kemudian memasukannya ke tas. Gerak geriknya seolah-olah mengisyaratkan bahwa ia sudah bosan dengan nasihat yang di berikan oleh Nuril. Lalu ia mengamil parfum dan menyemprotkan ke badannya, kemudian Nasya menghampiri Nuril dan berkata,

"Dunia nyata gak kaya fairy tales, Ril. Kehidupan nyata gak bisa gue edit." Kata Nasya singkat.

***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Riri's sweet17th (part awal)

I'm sorry cause I love you..